Dosen : Atus Syahbudin
Nama : Joddy Andito Pratomo
NIM : 16/398329/KT/08324
Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) wilayah pantai tropis maupun sub-tropis yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap kadar garam di lingkungan anaerob. Hutan mangrove membentuk suatu ekosistem yang paling produktif dan biologis di muka bumi.
Ciri-ciri dari hutan mangrove antara lain :
- Sebagian besar hanya terdiri dari satu jenis pohon, yakni pohon bakau.
- Mempunyai akar pohon yang tidak beraturan (pneumatofora).
- Memiliki biji yang bersifat vivipar ataupun dapat berkecambah di pohonnya.
- Memiliki lentisel di bagian kulit pohon.
- Jenis tumbuhan yang hidup relatif sangat terbatas.
- Mempunyai tanah yang berlumpur atau berlempung.
- Lahan hutan ini selalu digenangi oleh air.
- Mendapatkan cukup pasokan air tawar yang berasal dari darat.
Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di hutan mangrove antara lain sebagai berikut:
- Avicennia alba (api-api), Familia : Avicenniaceae
Deskripsi | : | Belukar atau pohon yang tumbuh menyebar dengan ketinggian mencapai 25 m. Kumpulan pohon membentuk sistem perakaran horizontal dan akar nafas yang rumit. Akar nafas biasanya tipis, berbentuk jari (atau seperti asparagus) yang ditutupi oleh lentisel. Kulit kayu luar berwarna keabu-abuan atau gelap kecoklatan, beberapa ditumbuhi tonjolan kecil, sementara yang lain kadangkadang memiliki permukaan yang halus. Pada bagian batang yang tua, kadangkadang ditemukan serbuk tipis. |
Daun | : | Permukaan halus, bagian atas hijau mengkilat, bawahnya pucat. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: lanset (seperti daun akasia) kadang elips. Ujung: meruncing. Ukuran: 16 x 5 cm. |
Bunga | : | Seperti trisula dengan gerombolan bunga (kuning) hampir di sepanjang ruas tandan. Letak: di ujung/pada tangkai bunga. Formasi: bulir (ada 10-30 bunga per tandan). Daun Mahkota: 4, kuning cerah, 3-4 mm. Kelopak Bunga: 5. Benang sari: 4. |
Buah | : | Seperti kerucut/cabe/mente. Hijau muda kekuningan. Ukuran: 4 x 2 cm. |
Ekologi | : | Merupakan jenis pionir pada habitat rawa mangrove di lokasi pantai yang terlindung, juga di bagian yang lebih asin di sepanjang pinggiran sungai yang dipengaruhi pasang surut, serta di sepanjang garis pantai. Mereka umumnya menyukai bagian muka teluk. Akarnya dilaporkan dapat membantu pengikatan sedimen dan mempercepat proses pembentukan daratan. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Genus ini kadang-kadang bersifat vivipar, dimana sebagian buah berbiak ketika masih menempel di pohon. |
Penyebaran | : | Ditemukan di seluruh Indonesia. Dari India sampai Indo Cina, melalui Malaysia dan Indonesia hingga ke Filipina, PNG dan Australia tropis. |
2. Acanthus ilicifolius (Jeruju), Familia : Acanthaceae
Deskripsi | : | Herba rendah, terjurai di permukaan tanah, kuat, agak berkayu, ketinggian hingga 2m. Cabang umumnya tegak tapi cenderung kurus sesuai dengan umurnya. Percabangan tidak banyak dan umumnya muncul dari bagian-bagian yang lebih tua. Akar udara muncul dari permukaan bawah batang horizontal. |
Daun | : | Dua sayap gagang daun yang berduri terletak pada tangkai. Permukaan daun halus, tepi daun bervariasi: zigzag/bergerigi besar-besar seperti gergaji atau agak rata dan secara gradual menyempit menuju pangkal. Unit & letak: sederhana, berlawanan. Bentuk: lanset lebar. Ujung: meruncing dan berduri tajam. Ukuran: 9-30 x 4-12 cm. |
Bunga | : | Mahkota bunga berwarna biru muda hingga ungu lembayung, kadang agak putih. Panjang tandan bunga 10-20 cm, sedangkan bunganya sendiri 5-4 cm. Bunga memiliki satu pinak daun penutup utama dan dua sekunder. Pinak daun tersebut tetap menempel seumur hidup pohon. Letak: di ujung. Formasi: bulir. |
Buah | : | Warna buah saat masih muda hijau cerah dan permukaannya licin mengkilat. Bentuk buah bulat lonjong seperti buah melinjo. Ukuran: buah panjang 2,5- 3 cm, biji 10 mm. |
Ekologi | : | Biasanya pada atau dekat mangrove, sangat jarang di daratan. Memiliki kekhasan sebagai herba yang tumbuh rendah dan kuat, yang memiliki kemampuan untuk menyebar secara vegetatif karena perakarannya yang berasal dari batang horizontal, sehingga membentuk bagian yang besar dan kukuh. Bunga kemungkinan diserbuki oleh burung dan serangga. Biji tertiup angin, sampai sejauh 2 m. Di Bali berbuah sekitar Agustus. |
Penyebaran | : | Dari India hingga Australia tropis, Filipina dan Kepulauan Pasifik barat. Terdapat di seluruh Indonesia. |
3. Ricinus communis (Jarak), Familia : Euphorbiaceae
Deskripsi | : | Perdu tegak dapat mencapai ketinggian hingga 3 m. |
Daun | : | Seperti daun singkong, tapi tepinya bergerigi, urat daunnya rapat dan jelas. Warna daun hijau tua di permukaan atas dan hijau muda di permukaan bawah. Tangkai daun panjang berwarna hijau hingga merah bata. Unit & Letak: sederhana tunggal dan bersilangan. Bentuk: menjari dengan jumlah jari 7 – 9. Ujung: meruncing. Ukuran: diameter 10-40 cm. |
Bunga | : | Majemuk, berwarna kuning oranye dan berkelamin satu. |
Buah | : | Bentuknya bulat bersegmen (ada 3 segmen) dan berambut (seperti buah rambutan). Warna buah hijau dan bergerombol pada tandan yang panjang. Satu tandan dapat berisikan sekitar 30 – 40 buah. |
Ekologi | : | Tumbuh liar di hutan, tanah kosong, sepanjang pantai atau ditanam sebagai komoditi perkebunan pada ketinggian antara 0 – 800 m dari permukaan laut. Dapat tumbuh di areal yang kurang subur asal pH tanahnya sekitar 6-7 dan drainase airnya baik. Akar jarak tidak tahan terhadap adanya genangan air. |
Penyebaran | : | Terdapat di seluruh Indonesia. |
4. Rhizophora mucronata (Bakau Kurap), Familia : Rhizophoraceae
Deskripsi | : | Pohon dengan ketinggian mencapai 27 m, jarang melebihi 30 m. Batang memiliki diameter hingga 70 cm dengan kulit kayu berwarna gelap hingga hitam dan terdapat celah horizontal. Akar tunjang dan akar udara yang tumbuh dari percabangan bagian bawah. |
Daun | : | Daun berkulit. Gagang daun berwarna hijau, panjang 2,5-5,5 cm. Pinak daun terletak pada pangkal gagang daun berukuran 5,5-8,5 cm. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elips melebar hingga bulat memanjang. Ujung: meruncing. Ukuran: 11-23 x 5-13 cm. |
Bunga | : | Gagang kepala bunga seperti cagak, bersifat biseksual, masing-masing menempel pada gagang individu yang panjangnya 2,5-5 cm. Letak: di ketiak daun. Formasi: Kelompok (4-8 bunga per kelompok). Daun mahkota: 4;putih, ada rambut. 9 mm. Kelopak bunga: 4; kuning pucat, panjangnya 13-19 mm. Benang sari: 8; tak bertangkai. |
Buah | : | Buah lonjong/panjang hingga berbentuk telur berukuran 5-7 cm, berwarna hijaukecoklatan, seringkali kasar di bagian pangkal, berbiji tunggal. Hipokotil silindris, kasar dan berbintil. Leher kotilodon kuning ketika matang. Ukuran: Hipokotil: panjang 36-70 cm dan diameter 2-3 cm. |
Ekologi | : | Di areal yang sama dengan R.apiculata tetapi lebih toleran terhadap substrat yang lebih keras dan pasir. Pada umumnya tumbuh dalam kelompok, dekat atau pada pematang sungai pasang surut dan di muara sungai, jarang sekali tumbuh pada daerah yang jauh dari air pasang surut. Pertumbuhan optimal terjadi pada areal yang tergenang dalam, serta pada tanah yang kaya akan humus. Merupakan salah satu jenis tumbuhan mangrove yang paling penting dan paling tersebar luas. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Anakan seringkali dimakan oleh kepiting, sehingga menghambat pertumbuhan mereka. Anakan yang telah dikeringkan dibawah naungan untuk beberapa hari akan lebih tahan terhadap gangguan kepiting. Hal tersebut mungkin dikarenakan adanya akumulasi tanin dalam jaringan yang kemudian melindungi mereka. |
Penyebaran | : | Afrika Timur, Madagaskar, Mauritania, Asia tenggara, seluruh Malaysia dan Indonesia, Melanesia dan Mikronesia. Dibawa dan ditanam di Hawaii. |
Referensi :
- http://indonesia.wetlands.org/Infolahanbasah/SpesiesMangrove/tabid/2835/language/id-ID/Default.aspx
- http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hutan/ciri-ciri-hutan-magrove
-
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22083/4/Chapter%20II.pdf